RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

I hate it T.T




Kamu emang menyebalkan, kamu emang keras kepala, kamu emang sedikit egois dan arogan, tapi kamu baik, perhatian, asik dan yang paling aku benci kamu ngangenin juga T.T . Meski sering kita berdebat untuk hal yang sepele dan berantem untuk hal yang gak penting.  Tapi kamu asik diajak ngobrol dan cerita. Meski kamu cenderung individualisme, tapi setidaknya kamu sedikit care sama aku #meski kamu gak mau mengakuinya.

Kamu itu seperti kakak aku sendiri. Kamu gak pernah marah ketika aku menganggu kamu yang sedang ingin memanjakan mata, kamu juga gak pernah marah ketika kerjaanmu numpuk gara-gara kamu harus denger cerita aku. Kamu emang terlihat menyebalkan tapi secara tidak langsung kamu perhatian sama aku. Meski kadang kamu bertingkah aneh dan ngediemin aku karena aku gak mau ngaku kalau aku kangen sama kamu, tapi aku tak pernah bisa ngediemin kamu. Aku gak punya kakak laki-laki yang bisa aku ajak cerita seperti halnya aku cerita sama kamu.
 
Dan sekarang baru aku sadari bahwa kamu begitu menyebalkan karena kamu membuat aku menahan rasa kangen. Kangen sama kakaku yang selalu mampu membuatku ketawa dan marah karena sikapmu.

Air Tejun "Sri Gethuk"


 28.10.2012
Tepat 2 hari setelah saya melakukan kegiatan KKL di kota kembang, saya berencana pergi ke kota Jogja bersama teman saya Lemonia dan Misykat. Rencana awalnya hanya sekedar wacana, karena kota yang ingin kita tuju sebenarnya kota Malang bukan jogja, namun karena waktu yang terbatas kita memilih kota Jogja sebagai tempat tujuan. Rencana pergi ke Air Terjun Sri Gethuk yang berada di daerah Wonosari, Gunung Kidul. Air terjun ini di bilang sebagai Green Canyon.nya kota Jogja.  Perjalanan yang cukup melelahkan namun menyenangkan. Dari awal keberangkatan menuju kota Jogja kita menggunkan travel dengan biaya cukup ringanlah, dan mencari penginapan di daerah MT. Haryano (Benteng Kulon) dengan harga yang sesuai dengan kantong kita (maklum anak kuliahan). Dari transportasi sampai penginapan kita cari lewat browsing. Dan bisa dibilang perjalanan kami ini nekad, tanpa ada persiapan apapun selain alat komunikasi.
 Sebelum kita sampai ke air terjun kita mesti melwati jalan setapak Dan disepanjang jalan tersebut bisa kita jumpai para pedagang yang berjualan makanan dan minuman. Untuk menuju air terjun Sri Gethuk ini kita mesti naik gethek atau semacam perahu gitu dengan biaya Rp. 20.000 pada waktu itu. Hanya dalam 10 menit naik perahu tersebut kita bisa sampai ke Air Terjunnya. Dengan panorama yang begitu indah, saya dan teman-teman saya tidak ketinggalan untuk mengabadikan moment ini. Air danau yang berwarna hijau, dengan udara yang sejuk, betapa indahnya ciptaan Tuhan. Disana banyak orang yang melakukan aksi terjun dari atas kemudian berenang di danau. Suara gemercik air yang memecah keheningan. Semua orang yang disana sibuk berfoto sana kemari dengan mencari view yang indah. Suara canda dan tawa dari anak-anak kecil yang bermain air dan ibu-ibu yang hanya duduk di bebatuan menunggu sambil melihati anak-anak mereka yang asik bermain. Sri Gethuk memang tempat yang indah dan menarik untuk di kunjungi.
 Saya dan teman-teman saya asik menikmati germecik dan pemandangan di danau tersebut. Sedangkan teman saya Nata asik hunting foto kesana kemari (maklum photofrafer). Untung saja saya dan teman-teman saya tidak jadi nekad naik angkutan umum menuju ke Sri Gethuk, karena disini jelas gak ada angkutan umum sama sekali. Dan jalan yang kita lewati juga cukup jelek, masih berbatuan dan belum diaspal. Andai kata jadi nekad, bisa-bisa saya dan teman-teman saya nginep disana karena gak bisa pulang. Karena pertimbangan hal seperti itu, saya dan teman saya memutuskan untuk menyewa ojek yang bisa mengantar kita kesana kemari dalam waktu 10 jam. dan si ojek juga menunggu kita selama kita berada di obyek wisata jadi gak perlu khawatir untuk ditinggal. hehehe. Dan beruntung lagi kita gak jadi naik taxi untuk menuju ke Gunung Kidul, bukan asik yang ada mala tekor dan tambah gak bisa pulang karena uangnya ludes buat bayar taxi doang. Wkakakakaka.
Apapun itu, ini adalah hal yang paling menyenangkan buat saya, nekad berangkat ke Jogja, setelah selesei KKL di Bandung. Terasa amat capek sekali namun semua itu terbayar sudah dengan keindahnya yang saya lihat di Sri Gethuk. Dan ingin sekali bisa kembali lagi kesana besama keluarga saya, dan ingin menjelajahi lagi tempat - tempat wisata yang ada di Gunung Kidul. Dan menikmati betapa indahnya alam ini. Betapa besarnya Kuasa Tuhan menciptakan semua ini. 

Menanti Sinar Rembulan



"Asal ada kemauan dan tekad semua yang kita inginkan pasti terwujud"
Malam itu rembulan tak lagi menampakan sinarnya, angin berhembus terasa sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang rusuk. Bulan duduk di bangku yang berada di bawah Pohon Linden. Ia menatap langit dan berharap malam ini rembulan bersedia menampakkan sinarnya untuk menentramkan hatinya yang lagi gundah. “Bulan, apa yang sedang kamu lakukan disana” tanya kakak tertuanya dari depan pintu. “Tidak ada kok kak” jawabnya dengan melempar senyum.Bintang, kakak tertua sangat sayang dengan Bulan. Mereka dari keluarga yang sederhana dan pas-pasan. Tapi semua itu tak mengurangi sedikit kebahagian di keluarga mereka. Sejenak setelah Bulan ditegur kakaknya, ia langsung masuk ke rumah karena malam itu sudah sangat larut.
Keesokan harinya, Bulan berangkat seperti biasa. Ia selalu menebar senyumnya untuk teman-temannya. Namun, sayang sekali teman sekelasnya sering sekali mencercanya hanya karena ia berasal dari keluarga yang sederhana. Sering sekali ia diperlakukan tidak adil oleh teman sekelasnya, dan selalu menganggang rendahnya.
“Jangan dekat sama Bulan, dia kan orang miskin, bodoh lagi” ujar temannya dengan nada yang menyakitkan.
“Tidak tidak bodoh kok, Bulan pinter” sahut temannya yang lain
Dalam hati Bulan berucap Tuhan, ampuni dosa mereka dan beri aku kesabaran yang berlimpah. Bulan juga ingin mendapatkan Rangking pertama dan mendapatkan teman yang pintar seperti mereka. Ia selalu menyimpan rasa sakitnya dengan sejuta senyum yang di perlihatkan. Bulan pintar membalut sakit itu secara manis dengan sinar wajahnya yang meneduhkan. Sepulang sekolah, Bulan selalu mampir dulu ke perpustakaan untuk membaca buku. Kakak penjaga perpustakaan sudah hafal betul dengan Bulan. Bulan juga menjadi pengurus perpustakaan itu karena permintaan kakak penjaga perpustakaan. Disana ia mendapat pelajaran dari berbagai pengalaman yang pernah dialami oleh kakak penjaga perpustakaan yang bernama Kak Mira. Kak Mira sangatlah pintar, namun ia tetap rendah hati dan Bulan senang bisa berbagi cerita dengannya.
“Kak, Bulan boleh cerita gak” tanyanya pelan.
“Tentu boleh dong, mau cerita apa ya”dengan riang Kak Mira meresponnya.
“Bulan pengen banget buktikan ke teman-teman kalau Bulan itu bukan anak bodoh, dan Bulan juga bisa mendapatkan teman seperti mereka” tuturnya sambil menutup buku yang ia baca.
“Bulan, kamu bukan anak bodoh. Kamu itu pintar, kalau gak kenapa Kak Mira minta kamu buat bantuin Kaka di sini” ujar Kak Mira sambil menatap Bulan.
“Terus kenapa mereka mengatai Bulan begitu Kak. Nilai Bulan juga gak terlalu jelek. Mereka juga senang sekali merendahkan Bulan” desaknya dengan nada serius.
“Sayang, jika mereka memperolok kamu balaslah dengan senyuman. Kakak yakin kamu bisa mengalahkan dan membuktikan kepada mereka kalau kamu bukanlah anak yang bodoh. Kalau Bulan mau setiap pulang sekolah Bulan menyempatkan waktu ke perpustakaan ya, nanti Kakak ajarin apa yang Bulan belum mengerti” jelas Kak Mira dengan melempar senyum.
“Boleh deh kak. Insya Allah Bulan usahakan mampir kesini terus” sahutnya dengan riang.
Dengan wajah riang Bulan pulang dan berharap malam ini ia bisa melihat sinar rembulan untuk bercerita tentang apa yang terjadi kepadanya hari itu.
Malam itu rumah terasa sepi dan ini bukan hal yang biasa. Ternyata keluarga Bulan sedang mengalami masalah keuangan. Itu bukan kali pertamanya, hal itu sudah biasa terjadi. Bulan perlahan berjalan menuju kursi yang ada di bawah pohon linden. Menatap gelapnya langit tanpa adanya sinar bintang yang memperindah. Rembulan pun tak nampakkan lagi sinarnya. “Rembulan kenapa hari ini kau sangat redup, ingin sekali aku bersembunyi dibalik sinarmu yang cantik nan indah itu agar tiada orang tahu tentang kesedihanku ini” ujar Bulan sambil menatap langit. Bulan nampak sedih karena saat ini dia gak bisa berbuat apa-apa untuk orang tuanya, selain ia belajar dan rajin menabung. Bulan cukup mandiri untuk anak yang duduk di bangku SMP.
***
Dua bulan sudah berlalu dan Bulan berhasil menyelesaikan Ujian Akhir dengan baik. Ia berharap kali ini mampu mendapatkan Rangking pertama dan dengan membuat kedua orang tuanya bangga melihatnya naik podium saat acara perpisahan.
“Bulan, Ujian kamu gimana?” tanya kakak Mira yang sedang merapikan buku.
“Alhamdulillah Kak, Bulan bisa menyeleseikannya dengan baik. Doakan saja ya kak, semoga hasilnya memuaskan” dengan tersenyum.
“Aamiin. Semoga hasilnya memusakan” jawab Kak Mira.
Sekarang Bulan jadi rutin dateng ke perpustakaan, waktu istrahat pun ia gunakan untuk bantu Kak Mira dan membaca buku di  perpustakaan. Kak Mira sudah seperti Kakaknya sendiri. Nasehat, saran dan kritik selalu Kak Mira berikan untuk memotivasi Bulan. Bulan anak yang baik, ia selalu mampu membungkus rapi rasa sedihnya dalam senyuman. Mampu mengubur tangisnya dengan tawanya. Membalut kekecewaannya dengan keriangangannya. Menyembunyikan lukanya dengan kebahagiaanya. Dan ia selalu pintar dalam bersembunyi di balik Sinar Rembulan.
***
Tiba waktunya acara perpisahan, acara yang ditunggu oleh Bulan. Berharap kali ini ia bisa naik podium berkat hasil kerja kerasnya. Saat pembacaan prestasi belajar, ternyata nama Bulan disebut sebagai murid berprestasi dengan rangking pertama. Rasa haru, gak percaya dan kaget menyelimuti hatinya.
“Bulan, Selamat kamu dapat rangking pertama” ucap Kak Bintang sambil memeluknya.
“Itu beneran nama Bulan Kak” tanyanya gak percaya.
“Iya itu beneran nama kamu, ayo cepet sana naik podium” ujar Kak Bintang meyakinkannya.
“Alhmdulillah. Bulan rangking pertama kak” tersadar dan memeluk kakaknya.
Bulan bergegas naik ke podium, dan senyum bahagia terlihat di wajahnya. Akhirnya Bulan mampu membuktikan bahwa rangking pertama mampu ia dapatkan dengan kerja keras. Asal ada kemauan yang keras apa yang kita impikan bisa kita wujudkan. Dan tak lupa niat, doa dan kerja keras. Semua teman-temannya heran dan gak percaya melihat Bulan yang selalu mereka perolok-olok kini naik podium dengan peringkat pertama.
“Selamat ya Bulan” ucap Kak Mira.
“Terima kasih ya Kak, ini juga karena bantuan kakak” ujarnya sambil memeluk Kak Mira.
“Kamu gak perlu memerlukan Sinar Rembulan lagi sayang, karena sinar itu sekarang terpanjar jelas di wajahmu” kara Kak Mira.
“Kakak, terima kasih banget ya” dengan harus dan tersipun ia memeluknya Kak Mira.
Bulan tak perlu lagi menanti sinar rembulan sambil duduk di bawah pohon Linden, karena sinar rembulan itu sudah ia dapatkan. Sinar itu ia berikan untuk kedua orang tuanya, ketiga saudaranya dan Kak Mira. “Bapak, ibu ini semua untuk kalian. Orang yang sangat berarti dalam hidupku” ucap Bulan.
***
 
Copyright 2009 Imah^^. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy